28 May 2007

BABY HUI datang, Jiwa Kami tak Tenang…

Ndypada!!! Kamu curang, kau biarkanka’ menderita gara2 Baby Hui. Ndyyy!!! Selamatkanlah daku!!!”

Begitulah bunyi sms Arny yang terkirim saat Ndypada istirahat setelah pagi hingga siangnya sibuk di Baruga Pettarani UNHAS dalam rangka wisudanya. Hahahaha.. Arny pusing karena harus menemani Just yang baru datang dari Bone. Memang kalau Baby Hui ini datang ke Mks, ia harus ditemani ke sana ke mari. Tidak jadi masalah jika minta ditemani ke satu tempat dalam sehari. Just ini beda ! Dalam sehari, ia kadang meminta di temani keliling Mall Panakukang di siang hari, sorenya ke MARI, malamnya ke tempat karaoke. Kalau cuman sehari, mungkin masih bisa ditolerir. Kami masih bisa maklum, Just kan baru datang dari Bone. Mau belanja di Mall.. wajar ! Tempat belanja di Bone, tak seperti di Mks. Tapi Just beda!! Selama ia di Mks, ia selalu minta ditemani. Kemanapun. Kali ini, 7 hari di Makassar sama dengan 7 hari kami harus menemaninya.

Hari Pertama Just Di Mks.. Ditemani oleh Arny, karena Ndypada sibuk menemani keluarganya yang juga datang dari Bone. Hari kedua itulah Arny mengirimi pesan ke Ndypada. Hari ketiga, Ndypada dan Arny menemani Just jalan-jalan keliling Mks. Hari keempat.. Giliran Ndypada yang sendiri menghadapi Baby Hui ini.

“Rny, dimanako? Tdk natelp ko Jus? Jangko biarkanka’ sendiri di telan si baby hui :(( skrg sy di Paropo. Kunanti dirimu”

Mungkin Arny juga tertawa membaca sms yang dikirim Ndypada itu. Tak lama berselang, datanglah Arny, Fuad, dan Eman di kost-an kakaknya Just di daerah Paropo. Just lagi-lagi meminta kami semua menemani dia berbelanja di MTC.

Hari kelima, lagi-lagi Just meminta pakkampongers menemani dirinya. Ndypada sedang disibukkan oleh suatu urusan (entah apa), Arny lagi ujian (entah mata kuliah apa), Eman juga tidak bisa karena harus menunggui kakaknya yang sedang sakit. Ndypada menyarankan agar Just menghubungi Fuad atau Dyto.

“Nda mau ja’.. malu-malu ka’ sama Dyto sama Fuad!”


Akhirnya hari kelima, Just tidak keluar rumah. Hari keenam, Just ditemani oleh Arny setelah Arny selesai ujian. Hari ketujuh.. untunglah jam 09.00 Pagi Just sudah pulang ke Bone.

Hehhhhhhhh!!!
Tujuh hari bersama Baby Hui..
Tujuh hari pun jiwa kami tak tenang..

-Cerita Pakkampongers tanpa Dyto-

21 May 2007

Sebelum Wisuda, Bu Kost dapat SMS ”Jorok”

Sebuah kabar gembira, walau sudah agak telat.. tapi tetap saja kabar gembira. Ibu Kost kami baru saja mengakhiri masa perkuliahannya. Iyah, Ndypada baru saja di wisuda. Selamat yah, Bu… Selamat memasuki hidup yang sebenarnya. Smoga anak2 kost-mu segera menyelesaikan kuliah juga.

Eits.. Beberapa hari sebelum ibu Kost wisuda.. ada kejadian yang menghebohkan loh!! Memang.. Sudah cukup lama pakkampongers dalam keadaan hangat hangat tahi ayam, yah meski hangat tetap saja asalnya dari sebuah pembuangan yang cukup membuat sang ayam mesti ngeden untuk ngeluarinnya. Seperti itulah situasi emosi personil pakkampongers saat ini. Hubungan yang dulu terbanggakan kini berberai mencari pasangan muatan masing-masing, setiap unsur pakkampongers memang saat ini mulai merasa termarginalkan oleh komunitas sendiri, mungkin merasa hak privasi selama ini sudah tidak ada lagi, maklum kadang teman-teman memang sangat kejam, meraupi semua waktu dan perasaan, sikap solid maksudnya sok solid yang kadang berlebihan hingga kita tak diberi kesempatan untuk berahasia…ha..ha…ha…(tapi semua ini dusta)

Sebenarnya, telah terjadi perang panas antara bu kos ma salah satu anak kosnya, yah demikianlah ketika cinta tak mampu disampaikan dengan baik. Begini ceritanya,

Diam-diam salah seorang dari kami jatuh cinta pada ibu kost, tentu saja bukan Arny. Kan ga mungkin, apalagi cowoknya yang setia si Eman. Kalo Fuad yang parlente.. Bisa saja, tapi ga lah, cowok ini dah mentok sama Any. Jadi.. Hayo…siapa kira2, yah??? Yup, benner sapa lagi kalo bukan cowok pemalu bin jaim ala muna dari reinkarnasi cowok retro era 80-an yang masih doyan lagu blus. Cowok Aman yang selalu sakit perut ini memang sudah sangat antipati sama ibu Kost gara-gara ketololannya sendiri. Betapa tidak. Karena ke-malu-annya (baca: perasaan malunya) mengungkapkan cinta sama ibu Kost, Dyto (memang nama sebenarnya) memilih untuk menggunakan jasa mak comblang. Tak tanggung-tanggung. Mak comblang yang dipilih ada dua. Satu dari Pakkampongers (Arny) dan satunya lagi adalah sahabat lamanya Ndypada, Just.

Pendek cerita, Dyto akhirnya tau kalau Ndypada sudah mencium “perasaan” Dyto terhadap Ndypada. Yaaaah… namanya saja cowok pemalu bin munafik pura-pura jaim dan suka menyembunyikan perasaaan.. Mundurlah ia!!! Kemundurannya disertai dengan pengunduran diri untuk tidak lagi pernah menginjakkan kaki ke basecamp pakkampongers. Dyto juga dengan sangat keji mengirim sms kepada Ndypada sebagai sms pengunduran diri sebagai teman. Bunyi sms Dyto kurang lebih seperti ini: Ndy, Kita bagaikan air dan api. Tidak mungkin bersatu. Lebih baik kita tidak berteman lagi. Capek ja’ kalo berteman sama kau. Egois skaliko belah… Laaah?!?!?! Lelaki aneh membingungkan angkuh jutek munafik dan lempar batu sembunyi tangan. Mungkin bisa dibilang.. Kaum PATALIS. Betul-betul Patal (eh, fatal!!) kalau keinginannnya tak terpenuhi. Karena ketahuan dia ada hati sama Ibu Kost, akhirnya dia memilih jalan nekad, seakan-akan ibu Kost-lah yang berbuat kesalahan yang membuat Dyto tak mau lagi berteman sama ibu Kost.

Dasar ibu Kost yang cuek dengan masalah “cinta”.. ibu Kost tak menggubris aksi pengunduran diri Dyto. Ibu Kost malah hanya tertawa terbahak-bahak menyaksikan ulah childish gaya retro 80-annya anak kost yang aneh itu. Ibu Kost hanya mendiamkan ulah Dyto.

Perang panasnya bukan ini loh!!! Ini adalah awal dari “dendam kesumat” Dyto ke Ibu Kost kita tercinta. Lama tak terdengar kabar beritanya, suatu malam Dyto mengirim sms “jorok” ke Ndypada. Isinya adalah menuduh Ndypada sebagai biang keladi atau penyebab rusaknya hubungan Eman dan Arny. Sms Dyto yang menggunakan kata-kata kasar itu, tidak sepantasnya dikirim oleh seorang yang terpelajar (walau kampungan). Mungkin niatnya Dyto mau dianggap pahlawan untuk masalah Eman dan Arny yang sedang diujung tanduk. Sok solid-lah barangkali istilah yang tepat. Nah, jelaslah ibu Kost tak ambil diam. Naik juga amarah ibu Kost menerima sms itu,sampai diatas 100 derajat celcius..

Dan sore keesokan harinya, ibu Kost meminta Arny untuk menghadirkan semua pakkampongers (termasuk Dyto). Agaknya ibu Kost mau meng-clear-kan masalah ini. Dan seperti biasa, Dyto selalu banyak alasan untuk tidak bisa hadir di acara kumpul pakkampongers ini. Eh, hampir lupa. Kumpul2 ini bukan di basecamp (secara Dyto sudah tidak mau menginjakkan kaki di basecamp, ya sudah.. kita pilih tempat lain).

Menunggu hamper sejam, tlah komplit pakkampongers. Plus Any, pacarnya Fuad. Dibukalah diskusi tentang sms “jahanam” yang dikirim Dyto ke Ibu Kost. Diskusi berlanjut hingga semua anggota pakkampongers ambil bicara. Intinya, ada miskomunikasi antara Dyto dengan semua anggota Pakkampngers. Dan yang paling penting, setiap Dyto mendengar nama Ibu Kost disebut-sebut, ia selalu ingin marah. Yaah.. gara-gara kasih tak sampai kalleee…

Belum selesai diskusi digelar, Dyto pulang tanpa pamit. Ya sudah.. Dyto sudah menjadi “BIG ENEMY” untuk Ndypada. Kasian juga Dyto.. gara-gara cinta, merelakan sebuah keutuhan pertemanan. Ah, entahlah.. dia childish atau “ketuaan” sih???